Sabtu, 29 November 2014

Keindahan Pulau FLORES Yang MENGAGUMKAN

Keindahan Pulau FLORES Yang MENGAGUMKAN

Indonesia memang kaya dengan keindahan wisata alam. Dari Ujung Sabang sampai Merauke, tak berbilang wisata alam nan Indah yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pulau Flores, di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

FLORES, banyak menyimpan rahasia keindahan dan keunikan yang mengagumkan. Berikut ini adalah tulisan perjalanan rekan saya, Markus Makur, seperti dilaporkan untuk Kompas.com.

Pulau Flores sangat terkenal dengan pulau gunung berapi. Berbagai peristiwa letusan gunung berapi selalu terjadi di Pulau Flores, mulai dari Flores barat sampai ke Flores Timur. Akibatnya, berbagai "hano" atau danau dalam bahasa lokal warga masyarakat Manggarai Timur ditemukan. Danau vulkanik terbesar di Nusa Tenggara Timur adalah Danau atau Sano Nggoang. Sano dalam dialek masyarakat Kempo adalah danau sementara Nggoang artinya menyala. Sano Nggoang diartikan danau berapi atau danau yang sedang menyala.

Wisatawan dari berbagai negara biasanya selalu mengunjungi Laut Mati di Israel. Padahal, di Pulau Flores ada juga Laut Mati yakni Sano Nggoang. Di Sano Nggoang tidak ditemukan binatang-binatang air yang hidup, sebab danau itu adalah danau yang penuh dengan belerang.

Bahkan setiap bulan Februari, ada letusan berapi di tengah laut. Warga sekitar mendengar bunyi letusan. Dan apabila masyarakat sudah mendengarkan letusan Sano Nggoang, maka pada keesokan harinya warga berada di pinggir kali untuk memungut binatang air seperti katak, udang, ikan dan lain-lainnya.

Selain danaunya teduh, wisatawan juga bisa mandi air panas di ujung Danau. Bahkan, apabila masyarakat terkena penyakit kudis, warga pergi membersihkannya dengan mandi di air panas tersebut.



KOMPA
S.COM/MARKUS MAKUR
Danau Sano Nggoang di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.


Konon, diceriterakan secara turun temurun, mengapa ada Sano Nggoang. Dikisahkan, ada dua warga masyarakat di Kampung sekitar itu. Dua warga itu adalah Si Buta dan Si Pincang dan seekor anjing untuk menjaga keduanya. Orangtua dari kedua anaknya pergi di kebun. Nah, saat Si Buta dalam keadaan lapar, ia mau masak nasi. Lalu, dengan perantaraan seekor anjing minta api kepada Si Pincang. Si Pincang memberikan sebatang api yang diikat di ekor anjing untuk dibawa ke rumah Si Buta.

Saat api sudah tiba di rumah Si Buta, anjing kembali bermain. Ketika Si Buta hendak menyalakan api untuk memasak nasi, tiba-tiba muncul seseorang yang tidak diketahui asalnya bertanya kepada Si Buta, mau masak apa, apakah masak nasi bubur atau nasi kering. Si Buta menjawab mau masak Nasi bubur. Seketika itu mulai berubah nasi yang ada di periuk dan perlahan-lahan rumah Si Buta penuh dengan nasi bubur sampai akhirnya tenggelam. Dan mulai saat ini lokasi di sekitar berubah menjadi danau.

Marianus Samsung, staf Komunikasi dan relasi Media, LSM Burung Indonesia Program Mbeliling kepada Kompas.com, Selasa (25/11/2014), menjelaskan, tinggi danau Sano Nggoang adalah 757 meter dari permukaan laut (DPL) dan luasnya 513 hektar dan ke dalamnnya 600 meter. Danau ini adalah danau vulkanik aktif terbesar di Nusa Tenggara Timur.

Cara Menjangkaunya

Wisatawan yang datang dari arah Bali menggunakan maskapai penerbangan turun di Bandara Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Dari Bandara Komodo, wisatawan domestik bisa menyewa kendaraan roda empat apabila mau langsung mengunjungi Danau Sano Nggoang. Dari Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat berjalan melintasi jalan Transflores menuju ke arah timur.



KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR
Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Jalannya sangat bagus, dari Labuan Bajo melintasi jalan mendaki sambil melihat keindahan kiri kanan jalan juga melihat warga menjual pisang di pinggir jalan Transflores. Sesudah itu belok di pertigaan Bambor dan berjalan melintasi jalan raya menuju ke Danau Sano Nggoang. Sambil melintasi jalan, wisatawan dapat berjumpa dengan warga masyarakat Manggarai raya yang ramah menyapa setiap tamu yang berkunjung.

Nah, tibalah di Danau Sano Nggoang. Di sana wisatawan dapat mengeliling danau dengan dipandu warga lokal. Bahkan berjalan kaki menuju bukit untuk melihat keseluruhan danau tersebut. Siapa pun wisatawan pasti menggagumi keunikan danau tersebut yang tidak ada duanya di Nusa Tenggara Timur.

Danau Ranamese

Setelah itu kita mengendarai kendaraan balik ke Jalan Transflores menuju ke Danau Ranamese. Sebelum tiba di Danau Ranamese, kita dapat melihat keindahan alam di kiri kanan jalan dan bisa berwisata ke rumah adat bermotif Manggarai berkerucut ke atas di Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai.


KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR
Danau Ranamese di Ruteng, Nusa Tenggara Timur.


Mata wisatawan dimanjakan dengan keindahan persawahan di Manggarai raya sebelum tiba di Danau Ranamese. Nah, tibalah di Danau Ranamese yang berada di pinggir jalan Transflores.

Danau ini berada di wilayah hutan Taman Wisata Alam Ruteng dan berada di bawah Gunung Ranaka. Apa yang bisa dilihat di danau ini? Wisatawan bisa melihat keteduhan airnya, ada sejumlah ikan, serta danaunya bersih. Saat duduk di pinggir Danau Ranamese, wisatawan bisa menikmati suara burung-burung di sekitar danau.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam wilayah II Ruteng, Ora Yohanes, luas Danau Ranamese lima hektar dan kedalamannya mencapai 42 meter. Berbentuk corong, danau ini bekas kawah pada zaman letusan gunung berapi.


KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR
Danau Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Sebelum ke Danau Tiga Warna Kelimutu, ada sejumlah danau kecil yang berada di sepanjang jalan Transflores, yakni Danau Kecil Ranaloba, Air Panas Rana Masak yang berada di Kabupaten Manggarai Timur. Selain itu di bagian Utara Manggarai Barat ada Danau Hano Limbung. Namun, jalannya sangat parah, selain di bagian utara Manggarai Timur ada Danau Rana Kulan. Woow, ternyata Pulau Flores penuh dengan keajaiban alam.

Danau Tiga Warna Kelimutu

Nama Danau Tiga Warna Kelimutu sudah terkenal di seluruh dunia. Danau ini berada di puncak Gunung Kelimutu. Bahkan, nama danau itu sudah tercantum dalam buku wisata dunia Lonely Planet yang terbit di Inggris.

Sebelum mengunjungi danau tersebut, wisatawan harus menginap di Kampung Moni. Pasalnya, kalau menginap di Kota Ende sangat jauh. Ada berbagai hotel di Kampung Moni yang disediakan kepada wisatawan dengan harga terjangkau.

Sebelum matahari terbit, wisatawan harus mulai berangkat dari Kampung Moni pada waktu subuh menggunakan mobil. Disarankan menyewa kendaraan roda empat untuk menuju ke bukit Kelimutu. Dari Kampung Moni ke kawah tiga warna Kelimutu ditempuh satu jam perjalanan dengan kendaraan roda empat.


 

KOMPAS.COM/MARKUS MAKURDanau Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Lebih baik, wisatawan tiba sebelum matahari terbit, karena nampak keindahan Danau Tiga Warna Kelimutu. Setelah wisatawan tiba di sana dijamin diselimuti rasa heran dan kagum terhadap keunikan yang disuguhkan alam Danau Kelimutu kepada manusia. Wow... betapa indah pariwisata di Pulau Flores ini. Yang ada dalam hati kita ungkapan-ungkapan rasa takjub atas keajaiban bumi Flores, Nusa Tenggara Timur. ### www.indonesianatimes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Translate