Sabtu, 13 Desember 2014

Ratusan Orang Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Banjarnegara

Ratusan Orang Terkubur Hidup-hidup di Banjarnegara
Baru 20 Jenazah yang Berhasil dievakuasi

Dusun Jemblung di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, rata dengan tanah setelah tertimbun tanah longsor dari bukit setinggi 300 m , Jumat malam. foto: kompas.com

BANJARNEGARA,Jawa Tengah;-Lebih dari 100 orang tertimbun tanah longsor dan terkubur hidup-hidup di sebuah pegunungan masuk wilayah Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah hari Sabtu. Hingga Sabtu malam TIM SAR , Polisi dan TNI baru berhasil mengevakuasi 20 jenazah. Lainnya masih dalam pencarian. Sulitnya medan dan hujan yang terus mengguyur mengakibatkan upaya evakuasi korban mengalami kesulitan.

"Hingga saat ini, kami bersama seluruh tim dibantu warga yang selamat masih terus berupaya mencari korban. Laporan yang masuk ke kami masih simpang siru, yang jelas lebih dari 100 orang yang tertimbun dan belum ditemukan", kata Hadi Supeno, Wakil Bupati Banjarnegara, kepada The Jakarta Post, Sabtu.

Ia mengatakan, lonsor kecil-kecil sebanarnya sudah terjadi sejak Kamis, namun puncaknya terjadi pada Jumat malam yang menimbun satu gerumbul yakni Gerumbul Jemblung di Desa Sampang tersebut. Pertolongan tidak dapat segera dilakukan karna medan yang sulit , banyak akses jalan tertimbun longsor ke lokasi kejadian. Mobil dan alat berat tidak bisa masuk atas banyaknya lokasi lonsgor.


"Jadi sampai sekarang masih kita lakukan upaya manual menembus lokasi dengan jalan kaki, dan alat berat pelan-pelan diarahkan ke sana sambil membuka akses jalan yang tertimbun longsor", kata Hadi Supeno. Bencana tanah longsor di Banjarnegara ini juga memutus akses jalan menuju arah Timur, ke Dieng, Wonosobo dan Semarang.

Sementara itu, Komandan Kodim 0704 Banjarnegara, Letnan Kolonel Edi Rohmatulloh, yang ikut memimpin jalannya evakuasi mengatakan, sekitar 10 ha lebih area tanah yang longsor di gerumbul Jemblung dengan jumlah penduduk 300 orang lebih. "Korban yang selamat dan sudah kita data sebanyak 200 jiwa. Sisanya dipastikan tertimbun longsor dan belum bisa ditemukan", kata Letkol Edi Rohmatulloh.

Korban yang selamat, diungsikan ke sejumlah rumah penduduk yang aman sebagian lagi dirawat di rumah sakit karna menderita luka-luka akibat terbentur benda keras di rumahnya saat kejadian.

"Situasinya sangat menyeramkan, kami semua panik rasanya seperti kiamat.Kami tidak tau tetangga saya apakah masih hidup karna rumahnya habis disapu tanah longsor", kata Ahmadi (45), warga Jemblung di pengungsian. Ia mengatakan Tanah lonsgor itu berasal dari sebuah bukit di atas desanya. " Kejadiannya sekitar Jumat menjelang maghrib, tiba-tiba kami mendengar seperti guruh menubruk desa kami", kata Ahmadi. Menurutnya, adalah bukit setinggi sekitar 300 m dan panjang 100 m yang runtuh menimbun hidup-hidup warga di sini.

Bencana tanah Longsor di Banjarnegara memang terjadi setiap tahun saat musim hujan dan selalu merenggut korban jiwa. Terparah adalah longsor yang melanda Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu pada Januari tahun 2006. Peristiwa tanah longsor yang dikenal dengan tragedi Sijeruk ini telah mengubur hidup-hidup 240 warga Sijeruk bersama 102 rumah mereka.

Tanah longsor ketika itu menimpa satu komplek dataran tinggi di Desa Sijeruk dan hanya menyisakan 97 orang saja yang nyawanya terselamatkan. Bekas longsoran tersebut kemudian ditinggalkan warganya. Selain tidak aman, yang masih hidup merasa trauma akan bencana yang mengubur hidup-hidup sejumlah anggota keluarga. Mayoritas tidak diketemukan jasadnya karena besarnya longsoran. Sijeruk kini menjadi desa "hantu" yang seram, banyak rumah yang hanya terlihat atapnya, dan jarang orang berani menyentuh wilayah tersebut, karna takut akan isu hantu. ###

Tidak ada komentar:

Translate